Peringatan Lisan in Malay: A Guide to Effective Verbal Communication
Effective verbal communication is crucial for maintaining a harmonious workplace and ensuring smooth interactions between employees and management. Peringatan lisan, or verbal warnings, are a common form of communication used to address minor misconduct or performance issues. In this comprehensive guide, we’ll delve into the nature of peringatan lisan in Malay, providing you with an in-depth understanding of its purpose, structure, and usage. We’ll also equip you with practical examples that you can easily customize to suit your specific requirements. So, whether you’re a manager seeking to address employee behavior or an employee seeking clarification on peringatan lisan, this article has something for you.
Verbal Warning Structure in Malay
A verbal warning is an informal discussion between a supervisor and an employee about unacceptable behavior or performance. It is a way to address minor issues before they become serious problems. Here are some tips for how to give a verbal warning in Malay:
Be Prepared
Before you talk to the employee, take some time to gather your thoughts and prepare what you want to say. This will help you stay focused and avoid getting sidetracked. You should also make sure that you have all the relevant facts and documentation on hand.
Choose the Right Time and Place
It is important to choose a time and place that is private and free from distractions. This will help the employee to feel more comfortable and be more receptive to what you have to say. If possible, avoid having the conversation in front of other employees.
Be Direct and Honest
When you talk to the employee, be direct and honest about the problem. Avoid beating around the bush or making excuses. Be specific about what the employee has done wrong and how it has affected the workplace. It is also important to be respectful and professional.
Listen to the Employee’s Side of the Story
After you have explained the problem, give the employee a chance to respond. Listen carefully to what they have to say and try to understand their point of view. This will help you to better understand the situation and come up with a solution that is fair and reasonable.
Be Clear About the Consequences
If the employee’s behavior or performance does not improve, it is important to be clear about the consequences. This could include a written warning, a suspension, or even termination of employment. The consequences should be proportionate to the severity of the problem.
Follow Up
After you have given the verbal warning, it is important to follow up with the employee to see if there has been any improvement. This could involve having regular check-ins or setting specific goals. If the employee’s behavior or performance has not improved, you may need to take further action.
In general, the structure of a verbal warning should be as follows:
Step | Action |
---|---|
1 | Gather your thoughts and prepare what you want to say. |
2 | Choose the right time and place to talk to the employee. |
3 | Be direct and honest about the problem. |
4 | Listen to the employee’s side of the story. |
5 | Be clear about the consequences. |
6 | Follow up with the employee to see if there has been any improvement. |
Amaran Lisan
Amaran Lisan: Kehadiran Tidak Bertauliah
Dear [Nama Pekerja],
Saya menulis kepada Anda untuk memberi Anda peringatan lisan mengenai ketidakhadiran Anda yang tidak bertauliah dalam beberapa minggu terakhir. Menurut catatan kami, Anda telah absen tanpa keterangan selama tiga hari dalam bulan ini.
Kehadiran yang teratur sangat penting untuk keberhasilan perusahaan kami. Ketika Anda tidak hadir, pekerjaan Anda tidak dapat dilakukan, yang dapat menyebabkan masalah bagi rekan kerja dan pelanggan Anda. Selain itu, ketidakhadiran yang tidak bertauliah dapat menyebabkan Anda kehilangan upah dan tunjangan.
Saya memahami bahwa mungkin ada keadaan di luar kendali Anda yang menyebabkan ketidakhadiran Anda. Namun, penting bagi Anda untuk menghubungi supervisor Anda sesegera mungkin jika Anda tidak dapat masuk kerja. Dengan cara ini, kami dapat melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk memastikan bahwa pekerjaan Anda tetap tercakup.
Saya harap Anda akan menerima peringatan lisan ini dengan serius dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kehadiran Anda di masa mendatang. Jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran, jangan ragu untuk menghubungi saya.
Hormat saya,
[Nama Supervisor]
Amaran Lisan: Kinerja Buruk
Dear [Nama Pekerja],
Saya menulis kepada Anda untuk memberi Anda peringatan lisan mengenai kinerja Anda yang buruk dalam beberapa bulan terakhir.
- Anda telah gagal memenuhi tujuan penjualan Anda selama tiga bulan berturut-turut.
- Anda telah menerima beberapa keluhan dari pelanggan mengenai layanan Anda.
- Anda telah datang terlambat kerja beberapa kali.
Kinerja Anda yang buruk tidak dapat diterima dan harus ditingkatkan segera. Jika Anda tidak dapat meningkatkan kinerja Anda, kami terpaksa mengambil tindakan disipliner lebih lanjut, termasuk pemutusan hubungan kerja.
Saya memahami bahwa mungkin ada keadaan di luar kendali Anda yang menyebabkan kinerja Anda buruk. Namun, penting bagi Anda untuk bekerja sama dengan supervisor Anda untuk mengatasi masalah ini dan menemukan solusi.
Saya harap Anda akan menerima peringatan lisan ini dengan serius dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kinerja Anda di masa mendatang. Jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran, jangan ragu untuk menghubungi saya.
Hormat saya,
[Nama Supervisor]
Amaran Lisan: Pelanggaran Kebijakan Perusahaan
Dear [Nama Pekerja],
Saya menulis kepada Anda untuk memberi Anda peringatan lisan mengenai pelanggaran kebijakan perusahaan yang Anda lakukan pada tanggal [Tanggal Pelanggaran].
Menurut laporan yang kami terima, Anda telah menggunakan komputer kantor untuk mengakses situs web pribadi selama jam kerja. Ini merupakan pelanggaran terhadap kebijakan perusahaan kami yang melarang penggunaan komputer kantor untuk tujuan pribadi.
Pelanggaran kebijakan perusahaan dapat menyebabkan tindakan disipliner, termasuk pemutusan hubungan kerja. Oleh karena itu, saya harap Anda akan menerima peringatan lisan ini dengan serius dan tidak melanggar kebijakan perusahaan lagi di masa mendatang.
Hormat saya,
[Nama Supervisor]
Amaran Lisan: Perilaku Tidak Sopan
Dear [Nama Pekerja],
Saya menulis kepada Anda untuk memberi Anda peringatan lisan mengenai perilaku tidak sopan yang Anda lakukan terhadap rekan kerja Anda pada tanggal [Tanggal Perilaku].
Menurut laporan yang kami terima, Anda telah melontarkan kata-kata kasar dan tidak pantas kepada rekan kerja Anda, serta membuat gerakan-gerakan yang tidak pantas. Perilaku Anda ini telah menyebabkan rekan kerja Anda merasa tidak nyaman dan tertekan.
Perilaku tidak sopan tidak dapat diterima di tempat kerja. Oleh karena itu, saya harap Anda akan menerima peringatan lisan ini dengan serius dan mengubah perilaku Anda di masa mendatang. Jika Anda terus menunjukkan perilaku yang tidak sopan, kami terpaksa mengambil tindakan disipliner lebih lanjut, termasuk pemutusan hubungan kerja.
Hormat saya,
[Nama Supervisor]
Amaran Lisan: Pencurian
Dear [Nama Pekerja],
Saya menulis kepada Anda untuk memberi Anda peringatan lisan mengenai pencurian yang Anda lakukan pada tanggal [Tanggal Pencurian].
Menurut laporan yang kami terima, Anda telah mengambil barang-barang milik perusahaan tanpa izin dari tempat kerja. Barang-barang yang Anda curi meliputi [Daftar Barang yang Dicuri].
Pencurian merupakan pelanggaran hukum dan juga merupakan pelanggaran berat terhadap kebijakan perusahaan. Oleh karena itu, saya harap Anda akan menerima peringatan lisan ini dengan serius dan tidak melakukan pencurian lagi di masa mendatang. Jika Anda terus melakukan pencurian, kami terpaksa mengambil tindakan hukum dan melaporkan Anda ke pihak berwajib.
Hormat saya,
[Nama Supervisor]
Amaran Lisan: Kerusakan Properti Perusahaan
Dear [Nama Pekerja],
Saya menulis kepada Anda untuk memberi Anda peringatan lisan mengenai kerusakan properti perusahaan yang Anda lakukan pada tanggal [Tanggal Kerusakan].
Menurut laporan yang kami terima, Anda telah merusak properti perusahaan dengan cara [Deskripsi Kerusakan]. Kerusakan yang Anda lakukan telah menyebabkan kerugian bagi perusahaan sebesar [Jumlah Kerugian].
Kerusakan properti perusahaan merupakan pelanggaran berat terhadap kebijakan perusahaan. Oleh karena itu, saya harap Anda akan menerima peringatan lisan ini dengan serius dan tidak melakukan kerusakan properti perusahaan lagi di masa mendatang. Jika Anda terus melakukan kerusakan properti perusahaan, kami terpaksa mengambil tindakan disipliner lebih lanjut, termasuk pemutusan hubungan kerja.
Hormat saya,
[Nama Supervisor]
Amaran Lisan: Pelecehan Seksual
Dear [Nama Pekerja],
Saya menulis kepada Anda untuk memberi Anda peringatan lisan mengenai pelecehan seksual yang Anda lakukan terhadap rekan kerja Anda pada tanggal [Tanggal Pelecehan].
Menurut laporan yang kami terima, Anda telah melontarkan kata-kata atau gerakan yang bersifat seksual kepada rekan kerja Anda. Perilaku Anda ini telah menyebabkan rekan kerja Anda merasa tidak nyaman dan tertekan.
Pelecehan seksual merupakan pelanggaran hukum dan juga merupakan pelanggaran berat terhadap kebijakan perusahaan. Oleh karena itu, saya harap Anda akan menerima peringatan lisan ini dengan serius dan tidak melakukan pelecehan seksual lagi di masa mendatang. Jika Anda terus melakukan pelecehan seksual, kami terpaksa mengambil tindakan hukum dan melaporkan Anda ke pihak berwajib.
Hormat saya,
[Nama Supervisor]
Tips untuk Pemberian Amaran Lisan (Verbal Warning)
Amaran lisan adalah komunikasi lisan antara Anda dan karyawan yang bertujuan untuk memperbaiki perilaku atau kinerja karyawan yang tidak memuaskan. Amaran lisan merupakan langkah pertama dalam proses pendisiplinan karyawan dan harus diberikan secara adil dan konsisten. Berikut adalah beberapa tips untuk memberikan peringatan lisan di tempat kerja:
Sebelum Memberikan Amaran Lisan
- Dokumentasikan masalah kinerja karyawan.
- Berikan kesempatan kepada karyawan untuk memperbaiki kinerjanya.
- Berikan umpan balik yang spesifik dan konstruktif.
- Tetapkan tujuan dan harapan yang jelas untuk perbaikan kinerja.
- Berikan dukungan dan bimbingan kepada karyawan.
Saat Memberikan Amaran Lisan
- Lakukan pembicaraan empat mata dengan karyawan.
- Mulailah dengan pernyataan positif tentang kinerja karyawan.
- Jelaskan masalah kinerja karyawan secara spesifik.
- Berikan kesempatan kepada karyawan untuk menanggapi.
- Tetapkan tujuan dan harapan yang jelas untuk perbaikan kinerja.
- Berikan konsekuensi yang jelas jika karyawan tidak memperbaiki kinerjanya.
- Akhiri pembicaraan dengan pernyataan positif dan harapan untuk perbaikan kinerja karyawan.
Setelah Memberikan Amaran Lisan
- Lanjutkan untuk memantau kinerja karyawan.
- Berikan dukungan dan bimbingan kepada karyawan.
- Dokumentasikan semua interaksi dengan karyawan.
- Jika karyawan tidak memperbaiki kinerjanya, pertimbangkan untuk mengambil tindakan disipliner lebih lanjut.
Hal-hal yang Harus Dihindari Saat Memberikan Amaran Lisan
- Jangan memberikan peringatan lisan secara tergesa-gesa.
- Jangan memberikan peringatan lisan secara emosional.
- Jangan memberikan peringatan lisan di depan umum.
- Jangan memberikan peringatan lisan yang tidak spesifik.
- Jangan memberikan peringatan lisan yang tidak adil.
- Jangan memberikan peringatan lisan yang tidak konsisten.
Kesimpulan
Amaran lisan adalah alat yang efektif untuk memperbaiki perilaku atau kinerja karyawan yang tidak memuaskan. Namun, peringatan lisan harus diberikan secara adil, konsisten, dan profesional. Dengan mengikuti tips di atas, Anda dapat memastikan bahwa peringatan lisan yang Anda berikan akan efektif dan bermanfaat bagi karyawan dan perusahaan.
Verbal Warning – Soalan Lazim
Apakah maksud verbal warning?
Amaran verbal adalah komunikasi verbal yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang yang lain untuk memberitahu mereka bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang salah dan perlu diperbaiki.
Bilakah verbal warning diberikan?
Amaran verbal diberikan ketika seseorang melakukan sesuatu yang melanggar peraturan atau kebijakan, tetapi tidak cukup serius untuk memerlukan tindakan disipliner yang lebih berat, seperti teguran tertulis atau pemecatan.
Siapa yang berhak memberikan verbal warning?
Verbal warning dapat diberikan oleh siapa saja yang memiliki otoritas untuk melakukannya, seperti atasan, manajer, atau supervisor.
Apa yang harus dilakukan jika menerima verbal warning?
Jika Anda menerima verbal warning, Anda harus mengambil tindakan untuk memperbaiki perilaku Anda dan memastikan bahwa Anda tidak melakukan kesalahan yang sama lagi.
Apa yang terjadi jika mengabaikan verbal warning?
Jika Anda mengabaikan verbal warning, Anda dapat menghadapi tindakan disipliner yang lebih berat, seperti teguran tertulis atau pemecatan.
Bagaimana cara menghindari verbal warning?
Untuk menghindari verbal warning, Anda harus mengikuti peraturan dan kebijakan yang berlaku, serta bersikap profesional dan bertanggung jawab dalam pekerjaan Anda.
Apa yang harus dilakukan jika tidak setuju dengan verbal warning?
Jika Anda tidak setuju dengan verbal warning yang diberikan, Anda dapat mengajukan banding ke atasan Anda atau ke bagian sumber daya manusia.
Thanks for Reading!
Hey folks, that’s all for today’s dive into the colorful world of verbal warnings in Malay. I hope you found it insightful and entertaining. Remember, language is a living, breathing thing that’s constantly evolving, so don’t be surprised if you come across some new and exciting expressions the next time you’re in Malaysia or hanging out with Malay-speaking friends. Keep your ears open, embrace the nuances, and have fun with it!
And don’t forget to drop by again soon for more linguistic adventures. I’ve got plenty more fascinating topics up my sleeve, so stay tuned and keep your curiosity piqued. Until next time, keep exploring the wonderful world of words and expressions. Cheers!